Perbedaan
Bentuknya
Borobudur: Lebih gendut. Kalo dilihat dari atas, Borobudur ini
bentuknya kayak mandala gitu, kalo dari depan bentuknya seperti stupa. Tau
stupa dong ya? Yang bentuknya kayak lonceng gitu. Kebangetan kalo gak tau mah.
Ini namanya Borobudur
Prambanan: Lebih langsing. Bentuknya melengkung kayak sarang
lebah gitu, dan ada tingkat-tingkat kecilnya. Jenis arsitektur candi Hindu kuno
yang disebut Vesara.
Ini namanya Candi Prambanan
Agamanya
Borobudur: Candi Buddha Mahayana
Prambanan: Candi Hindu
Wangsa/Dinastinya
Borobudur: Sailendra.
Prambanan: Sanjaya
Persamaan
Dibangunnya
Sama-sama pada abad ke 9. Eh apa duluan Borobudur ya? Pokoknya mereka
barengan lah kira-kira, karena wangsa Sailendra yang menganut Buddha Mahayana
dan Sanjaya yang menganut Hindu itu tetanggaan dan saling bertoleransi. Eh apa
mereka saling membangun kedua candi ini untuk saing-saingan ya? Mwahahaha. Gak
tahu juga, tapi pokoknya mereka dibangun pada sekitar masa yang sama.
Terbengkalainya
Secara posisinya deketan dan sama-sama di kaki gunung Merapi, jadi pada
sekitar abad ke 10 atau 11 gitu, ketika Merapi erupsi dan ada gempa bumi jugak,
kontur tanah di sekitar situ berubah sehingga kedua candi ini tertimbun. Selain
itu, ketika itu Islam mulai masuk dan memudarkan kedua dinasti ini dari Jawa.
Lokasi kedua candi ini pun dimodif sedemikian rupa dalam cerita rakyat agar
tidak ada yang berani mendekati. Borobudur misalnya pada masa kesultanan
Jogjakarta, dianggap tabu dan tidak boleh didekati karena membawa kutuk. Sementara
Prambanan, pada masa kesultanan Mataram dianggap sebagai jelmaan Loro Jongrang
yang menolak menikahi Bandung Bondowoso yang sudah bersusah payah membangun
ribuan candi dalam semalam untuk si Loro. Padahal sebetulnya kedua candi
ini hanyalah tempat ibadah biasa. Tapi ya gitu deh, politik propaganda, biar
gak ada yang kembali ke agama awal lagi. Azek.
Tempat Ibadah
Ya kayak kami bilang tadi diatas, kedua candi ini adalah tempat ibadah dari
kedua agama tersebut. Si Prambanan untuk memuja Trimurti (Siwa, Wisnu, Brahma)
sedangkan Borobudur menyimbolkan ‘alam’ dalam kosmologi Budhist, yaitu Kamadatu
(alam segala keinginan dan hasrat), Rupadatu (alam segala bentuk dan rupa),
Arupadatu (Alam niskala, euh apa ya terjemahan bebasnya, dunia maya? Alam tanpa
kemelekatan bentuk? Gitu deh pokoknya). Jadi kalau kamu iseng meratiin
reliefnya Borobudur itu sebetulnya ada ceritanya, semacam kitab suci gitu lah.
Tapi instead of nulis di daun lontar, mereka memahatnya di batu Andesit. Keren
banget!
Yah gitu deh. Jangan sampai salah ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar